Persiapan Araya Golf Menuju Lapangan Golf Berskala Internasional

Persiapan Araya Golf Menuju Lapangan Golf Berskala Internasional

Manajemen Araya Golf terus mengebut persiapan menuju lapangan golf berskala internasional. Salah satunya dengan melatih para caddy baru agar menjadi caddy profesional. Mereka dipersiapkan khusus untuk 18 hole Araya Golf.

Sengatan matahari tidak menyurutkan semangat dua instruktur bermain di Hole 7 Araya Golf, kemarin (4/1). Mereka adalah Ismail dan Iswadi. Mereka masih tampak enerjik meski sengatan matahari makin menjadi-jadi. Pukulan demi pukulan terus mereka lakukan siang itu.

Para caddy baru itu juga tak kalah semangat dengan yang sedang mereka latih, kemarin (4/2). Empat gadis berseragam putih-hitam ini juga tampak semangat dan antusias mendengarkan serta mempraktikkan materi yang diberikan dari sang instruktur. ”Mulai satu minggu ini kami sedang latihan praktik untuk teman-teman caddy baru di Araya Golf,” kata Ismail, instruktur Araya Golf sekaligus pegolf profesional (pro) Araya Golf di sela-sela melakukan training caddy.

Menurut Ismail, olahraga golf dinilai akan lebih mudah jika dipraktikkan langsung daripada berteori karena tiap lapangan memiliki tantangan dan tingkat kesulitan yang berbeda. Sehingga, para caddy baru tersebut diminta untuk langsung turun ke lapangan. ”Ya, teori perlu, tapi lebih bagus lagi kalau diperbanyak praktiknya. Ya, biar cepat bisa bermain. Teman-teman caddy juga kami kasih materi teori sebelumnya,” ucap pria kelahiran kelahiran 15 Mei 1974 itu.

Ismail meminta para caddy baru turun ke lapangan di siang hari bolong bukan tanpa alasan. Hal ini dilakukan untuk melihat kondisi fisik caddy dalam menjalankan tugas di lapangan. ”Kuat atau tidak menjalankan tugasnya saat siang hari yang panas. Karena caddy harus siap turun ke lapangan setiap saat, baik hujan atau panas,” terangnya.

Lebih lanjut, latihan itu sekaligus untuk melatih etika dalam bermain golf di lapangan bagi seorang caddy. Misalnya, saat memberikan stick kepada pemain tidak boleh klub head-nya yang diberikan kepada pegolf, tapi harus grib-nya yang diberikan terlebih dahulu. ”Sepele memang, tapi ini penting bagi seorang caddy agar pegolf yang menggunakan jasanya nyaman bermain di lapangan,” tandas pria kelahiran Sumbawa, NTB itu.

Tak hanya itu, caddy dinilai juga harus tahu cara melihat bola dengan jeli saat pegolf melakukan pukulan. Cara yang mudah dilakukan caddy adalah berada di belakang pegolf. ”Agar lebih mudah mendeteksi arah bola jatuh dan berhenti usai dipukul pegolf. Karena ini salah satu tugas caddy,” ujar pria yang tinggal di Malang sejak 2001 itu.

Iswadi, instruktur lain menambahkan, caddy juga dituntut bisa memahami jarak antara berhentinya bola dan green. Hal ini dinilai sangat penting bagi pegolf, karena untuk menentukan stick yang akan digunakan pegolf dalam melakukan pukulan. ”Karena setiap stick golf memilili spesifik sendiri-sendiri saat digunakan untuk memukul. Dan patokannya adalah jarak tadi,” tambah pria kelahiran 12 Maret 1975 itu.

Terpisah, General Manager Araya Golf M. Arwan mengatakan, Araya Golf saat ini memang mulai melakukan rekrutmen caddy baru. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan 18 hole Araya Golf berkelas internasional. ”Kami butuh banyak caddy, karena untuk persiapan lapangan baru itu. Akhir tahun nanti sudah bisa digunakan semuanya,” imbuh sarjana arsitektur itu. (im/lia)

http://radarmalang.co.id/persiapan-araya-golf-menuju-lapangan-golf-berskala-internasional-11300.htm